Aber adalah istilah milik sebagian masyarakat Betawi. Istilah ini mempunyai arti tangan yang panas, yang maksudnya memegang apa saja pasti habis. Kisah ini diceritakan oleh Lukas, seorang teman, yang ketika itu dia bekerja untuk salah satu perusahaan penyedia jasa teknologi informasi. Alkisah Lukas memiliki teman, sebut saja Pram, 26 tahun. Karier Pram sebagai marketing execitive cukup bagus, prestasi penjualannya bagus, Pram yang energik, berani dan memiliki talenta marketer membuat perjalanan kariernya semakin bagus. Selain gajinya yang tinggi, dia masih mendapat insentif berupa bonus dari produk-produk kantor yang berhasil di jualnya.
Tiba-tiba saja, Pram yang lebih senior dari Lukas, mengabdi di kantor tersebut dua tahun lebih dahulu dari Lukas, mengajukan permohonan pengunduran diri. Cukup mengejutkan. Perusahaan stabil, cenderung meningkat, sisi ekonomi Pram juga cukup bagus,sepertinya tidak ada alasan yang tepat bagi Pram untuk mengundurkan diri. Rupanya Pram igin memulai bisnis sendiri, dia tertarik membuka satu dua usaha sendiri. Menurutnya sudah saatnya dia menjadi bos di perusahaannya sendiri.
Dari mana Pram punya uang untuk memulai bisnisnya?. Inilah muara cerita dimulai. Pada awalnya, Pram bisnis komputer bekas, tetapi hanya bertahan dua bulan saja. Kemudian berpindah bisnis pakaian bekas, hanya bertahan dua bulan juga. Berganti lagi bisnis ternak, gagal juga, dan seterusnya. Dalam jangka satu tahun Pram telah berganti lebih dari sepuluh macam bisnis yang dijalaninya. Dan semuanya berakhir dengan memprihatinkan. Bisnisnya tidak ada yang jalan, ada-ada saja kejadian yang membuat bisnisnya mandeg.
Kini kondisi Pram berubah. Pram yang semula tampil klimis dan licin, layaknya pegawai-pegawai kantoran, kini tampil lusuh dan dekil. Wajahnya dalam satu tahun ini berubah menjadi lebih tua, raut mukanya menyiratkan kebingungan. Ketenangan hidupnya berubah, begitu juga dengan kondisi finansial dan sosialnya. Bahkan dalam beberapa hari terakhir dari yang semula mempunyai modal kini dia malah memiliki utang.
Lalu apa penyebabnya????
Sumber modalnya‼‼!.
Pram punya masalah dengan sumber modal yang digunakannya. Dua bulan sebelum tanggal pengunduran dirinya, Pram menjual tanah ibunya tanpa sepengetahuan ibunya, entah bagaimana caranya. Hasil penjualan tanah inilah yang dijadikan modal untuk memulai bisnisnya. Dia berharap dan sangat yakin mampu mengembalikan tanah milik ibunya tersebut dan bahkan menghadiahi ibunya dengan tanah yang lebih luas.
Justru inilah yang menjadikan persoalan Pram menjadi tidak sederhana. Walaupun itu tanah ibunya sendiri, tidak sepatutnya dia menjualnya tanpa sepengetahuan dan seijin ibunya. Mungkin jadi wajar jika dikemudian hari bisnis Pram tidak ada yang lancar. Bahkan Pram pun jadi ikut menggadaikan kehidupannya yang sebelumnya normal-normal saja. Lantaran permodalannya bukan berasal dari sesuatu yang halal, usaha apa saja bangkrut, pegang apa saja menjadi habis.
Lalu apa hikmah yang bisa kita petik???
Kita mesti yakin pada satu hal, bahwa untuk memulai apa saja hati kita harus bersih, niat kita harus tegak, dan gerak langkah kita harus lurus. Bila awalnya baik, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita. Mungkin kita tidak pandai dalam berbisnis, tetapi Tuhan akan menyelamatkan kita dengan memilihkan mitra-mitra yang terbaik bagi kita.
Sekarang mari kita tengok masa lalu kita, apa yang terjadi dengan kehidupan kita, bila ada yang buruk segera kita memohon ampunanNya.
0 Response to "TANGAN PANAS"
Post a Comment